nusakini.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan pasokan pupuk bersubsidi sebesar total 960.729 ton yang siap pakai dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan hingga 18 Mei 2017 ini stok pupuk nasional di lini I hingga III Urea sebesar 960.729 ton pasokan tersebut cukup untuk sampai 4 minggu kedepan, stok NPK sebesar 200.726 Ton, stok SP-36 sebesa r 63.898 Ton, ZA sebesar 90.222 Ton dan organik sebesar 44.969 Ton. Sedangkan stok di Lini III atau di tingkat Kabupaten, Urea sebesar 366.559 ton atau 258% dari stok minimum, NPK sebesar 146.919 ton atau 181% dari stok minimum, SP-36 sebesar 39.311 ton atau 121 % dari stok minimum, ZA sebesar 63.169 ton atau 179% dari stok minimum dan Organik sebesar 44.156 ton atau 142% dari stok minimum.

Selain itu, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk melebihi ketentuan Kementan agar pendistribusiannya ke kios-kios resmi penjual pupuk bersubsidi dapat dilaksanakan dengan segera apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan permintaan oleh petani.Saat ini Pupuk Indonesia memiliki 1.552 Distributor dan 40.304 kios resmi di seluruh Indonesia. Kios ini diharuskan untuk menyediakan semua pupuk bersubsidi seperti Urea, NPK, SP-36, ZA, dan organik, dan ciri kios resmi Pupuk Indonesia adalah memiliki papan nama kios resmi
Wijaya juga menegaskan bahwa distribusi pupuk bersubsidi pemerintah menerapkan sistem Distribusi Pupuk Bersubsidi secara tertutup atau Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok, “Sampai dengan akhir April 2017 telah menyalurkan pupuk untuk sektor tanaman pangan secara nasional  sebesar 2.999.572 ton. Rincian penyaluran  tersebut untuk Urea sebesar 1.327.456 ton, NPK sebesar 832.534 ton, SP-36 sebesar 325.052 ton, ZA sebesar 320.495 ton dan Organik sebesar 194.035 ton”, jelasnya

Khusus untuk mengamankan stok menjelang musim tanam, Pupuk Indonesia menambah jumlah gudang dan merelokasi gudang ketempat yang lebih baik agar mudah dijangkau, saat ini Pupuk Indonesia memiliki Gudang Lini I berkapasitas 567.400 ton, Gudang Lini II dan Lini III sebanyak 640 unit berkapasitas 2.683.831 ton yang tersebar diseluruh daerah. Dalam hal pendistribusian, Pupuk Indonesia menggunakan kendaraan truk yang dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) agar mudah dilacak posisinya. 

Untuk menjaga ketahanan pangan, PT Pupuk Indonesia (Persero) dan 10 (sepuluh) anak perusahaannya menyalurkan pupuk hingga keseluruh pelosok tanah air, untuk mengatasi melayani daerah terpencil  yang sulit dijangkau, Pupuk Indonesia menambah gudang penyangga dan menyediakan sarana transportasi untuk ke kios remote serta menginvertarisir kebutuhan pupuk yang akan ditangani di wilayah terpencil.

Guna meningkatkan pelayanan terhadap petani, anak-anak perusahaan Pupuk Indonesia juga telah mengembangkan bisnis retail untuk pupuk dan produk pertanian lainnya, termasuk diantaranya pupuk non subsidi, pestisida, benih, dan lain sebagainya. Pupuk Indonesia menyeragamkan kios-kios resmi pupuk yang ada dengan  nama “PI Mart” (Pupuk Indonesia Mart) yang merupakan program dari Pupuk Indonesia yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mempermudah masyarakat atau Petani yang ada di sekitar wilayah pemasaran untuk mendapatkan informasi mengenai produk-produk pupuk.

"Untuk kelancaran proses pendistribusian, Kami akan terus berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait khususnya untuk melakukan perhitungan kebutuhan pupuk sehingga pendistribusian pupuk bersubsidi ini bisa memenuhi kaidah 6 tepat yaitu tepat waktu, jenis, lokasi, jumlah, mutu dan harga," jelas Wijaya.
 
Program Revitalisasi

Menghadapi persaingan bisnis yang kian dinamis PT Pupuk Indonesia (persero) melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan daya saing perusahaan, salah satunya dengan  meningkatkan efisiensi, terutama efisiensi penggunaan bahan baku gas, melalui sejumlah program revitalisasi pabrik pupuk. Pupuk Indonesia Group telah melakukan berbagai proyek pengembangan dan melakukan revitalisasi, yaitu mengganti pabrik yang sudah tua dengan pabrik yang lebih canggih dan hemat konsumsi gasnya. Sejauh ini, sudah tiga proyek besar yang dilaksanakan Pupuk Indonesia.

Pabrik Pusri 2B di Pupuk Sriwidjaja, Palembang saat ini telah selesai pembangunannya. Pabrik dengan kapasitas 907 ribu ton urea per tahun dan 660 Ribu ton amoniak per tahun ini akan menggantikan kakaknya, Pusri 2, yang sudah sangat boros dengan konsumsi gas 38,16 per MMBTU. Pusri 2B memiliki konsumsi gas hanya 24,25 MMBTU/ton, dan penyelesaiannya sudah mencapai 99%. Pusri 2B sudah tinggal memasuki tahapan performance test dan akan segera beroperasi. 

Tidak hanya itu, di Gresik, juga tengah dibangun Amurea 2 di Petrokimia Gresik. Pabrik ini akan menambah kapasitas produksi Petrokimia Gresik sehingga dapat mencukupi kebutuhan pasar di Jawa Timur yang memang merupakan konsumen urea terbesar di Indonesia. Kapasitas produksi Amurea 2 adalah 570 ribu ton urea per tahun dan 660 ribu ton per tahun amoniak.

Sebelumnya Pabrik Kaltim-5, milik Pupuk Kaltim yang berlokasi di Bontang, telah selesai dibangun dan beroperasi secara komersial sejak November 2015. Pabrik ini berkapasitas 1,15 juta ton urea dan 825 ribu  ton amoniak per tahun dan dibangun untuk menggantikan pabrik Kaltim-1. Konsumsi gas pabrik yang merupakan pabrik urea terbesar di Asia Tenggara ini hanya 25 MMBTU /ton urea. Bandingkan dengan pendahulunya, Kaltim-1, yang konsumsi gasnya mencapai 37,82 MMBTU/ton. (p/mk)